Rabu, 15 Oktober 2014

HANYA UNTUKMU LELAKIKU

Saat ini hanya aku ya yang terlihat sangat bodoh. Ya B O D O H !!! aku berlebihan?? Terus kenapa, haruskah aku selalu menerima dengan baik orang-orang yang telah menyakiti hati ini. Munafik sekali aku jika seperti itu.

Bisakah aku menjadi orang yang selalu sabar dan diam menerima semua caci maki orang-orang tersebut? B I S A !! ya bisa! Kenapa tidak? Tapi bisakah kamu menempatkan dirimu pada tempatku saat ini? Jika jawaban itu “ya bisa”, kenapa kamu masih saja melakukan hal bodoh untuk selalu menjadi orang yang menjengkelkan orang-orang disekitarmu. Pernah gak kamu ngitung seberapa besar dosa yang sudah kamu bikin karena selalu jailin orang-orang tersebut! Ga pernah kan, karena kamu merasa itu hal yang wajar, hal yang biasa. Biasa menurut kamu tapi gak biasa menurutku!!
Seringkali kamu ngebuli aku tapi aku anggap itu semua hanya lelucon yang ya buat teman dekatmu bahkan lelakiku yang notabene gak punya salah apa-apa itu merupakan hal yang biasa, hal yang wajar. Tapi menurutku TIDAK SAMASEKALI. Mungkin dulu aku bisa berusaha membesarkan hati bahwa ya memang itu sifatmu, dan aku bisa gak bisa, ya harus bisa menerima itu, orang itu hanya lelucon kan!! Tapi justru kepolosanku yang seperti itu kamu jadikan alas an untuk semakin membuliku. Padahal kamu tau, siapa kamu itu? Kamu bukan siapa-siapa bagiku. Kamu hanya TEMAN bagi lelakiku. Saat aku sudah muak, capek dengan leluconmu itu saat itu aku harus menunjukkan bahwa aku tidak suka dengan cara bertemanmu itu. Saat itulah lelakiku harus marah padaku karena sikapku ini.
Aku kecewa dengan kemarahan lelakiku karena sikapku ini. Kenapa harus aku yang kau benci atas kejadian ini aa?? Salahkah aku yang selalu mendapat caci maki seperti ini? Tak bisakah kamu berusaha mengerti aku. Berusaha menempatkan dirimu pada posisiku. Sakit aa rasanya sudah tersakiti oleh orang lain masih saja kamu tidak bisa menerimaku seperti ini, dan kamu lebih memilih temanmu daripada wanita ini. Aku akuin kamu memang tidak bisa membuat keputusan harus meninggalkan teman-temanmu itu. Karena merekalah yang menjadikanmu seperti saat ini. Merekalah yang membuat kamu sukses seperti saat ini. Bukan AKU!! Ya bukan aku. Aku bukan apa-apa buatmu. Aku tidak banyak membantu sehingga kamu menjadi seperti sekarang ini. Ya memang bukan aku yang membantu kesuksesanmu sampai bisa seperti sekarang ini. Akulah yang selalu menyusahkanmu. Aku hanya berharap kamu tidak menyesal memilih aku yang tidak bisa membaur dengan teman-temanmu itu. Lebih baik memilih untuk menghindar daripada harus mendekat tapi harus mengorbankan hati dan perasaan ini.
Sungguh aku sangat menyayangkan keputusanmu itu aa, semoga aku masih menjadi wanita pilihanmu nanti. Yang aku sayangkan kamu lebih memilih temanmu itu daripada harus memilih wanita yang mungkin akan mendampingi hidupmu kelak. Wanita itulah yang akan lebih lama mendampingi hidupmu nanti daripada mereka. Aku tau kamu merasa tidak enak dengan mereka, tapi taukah kamu justru aku yang gak enak hati. Harus makan hati sedari tadi.
Mungkin ini keegoisanku, sifat berlebihanku atas respon dari orang yang telah menyakitiku. Tapi pernahkah kamu menengahi ini semua. Pernahkah kamu memberikan teguran pada temanmu itu. Apakah ini hanya murni kesalahanku, sehingga kamu hanya memihak pada sisi yang lain dimana akulah yang selalu salah pada posisi ini. Jahat sekali jika seperti itu. Bukannya aku tidak ingin bersosialisasi dengan temanmu. Bukan aku yang tidak bisa menempatkan diri dengan mereka tapi merekalah yang tidak bisa menempatkan diri denganku. Harapanku hanya satu kamu bisa mengerti aku pada posisi ini. Dan sikap temanmu itu tidak terulang kembali.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar