Saat ini hanya aku
ya yang terlihat sangat bodoh. Ya B O D O H !!! aku berlebihan?? Terus kenapa,
haruskah aku selalu menerima dengan baik orang-orang yang telah menyakiti hati
ini. Munafik sekali aku jika seperti itu.
Bisakah aku menjadi
orang yang selalu sabar dan diam menerima semua caci maki orang-orang tersebut?
B I S A !! ya bisa! Kenapa tidak? Tapi bisakah kamu menempatkan dirimu pada
tempatku saat ini? Jika jawaban itu “ya bisa”, kenapa kamu masih saja melakukan
hal bodoh untuk selalu menjadi orang yang menjengkelkan orang-orang
disekitarmu. Pernah gak kamu ngitung seberapa besar dosa yang sudah kamu bikin
karena selalu jailin orang-orang tersebut! Ga pernah kan, karena kamu merasa
itu hal yang wajar, hal yang biasa. Biasa menurut kamu tapi gak biasa menurutku!!
Seringkali kamu
ngebuli aku tapi aku anggap itu semua hanya lelucon yang ya buat teman dekatmu
bahkan lelakiku yang notabene gak punya salah apa-apa itu merupakan hal yang
biasa, hal yang wajar. Tapi menurutku TIDAK SAMASEKALI. Mungkin dulu aku bisa
berusaha membesarkan hati bahwa ya memang itu sifatmu, dan aku bisa gak bisa,
ya harus bisa menerima itu, orang itu hanya lelucon kan!! Tapi justru
kepolosanku yang seperti itu kamu jadikan alas an untuk semakin membuliku. Padahal
kamu tau, siapa kamu itu? Kamu bukan siapa-siapa bagiku. Kamu hanya TEMAN bagi
lelakiku. Saat aku sudah muak, capek dengan leluconmu itu saat itu aku harus
menunjukkan bahwa aku tidak suka dengan cara bertemanmu itu. Saat itulah
lelakiku harus marah padaku karena sikapku ini.
Aku kecewa dengan
kemarahan lelakiku karena sikapku ini. Kenapa harus aku yang kau benci atas
kejadian ini aa?? Salahkah aku yang selalu mendapat caci maki seperti ini? Tak bisakah
kamu berusaha mengerti aku. Berusaha menempatkan dirimu pada posisiku. Sakit aa
rasanya sudah tersakiti oleh orang lain masih saja kamu tidak bisa menerimaku
seperti ini, dan kamu lebih memilih temanmu daripada wanita ini. Aku akuin kamu
memang tidak bisa membuat keputusan harus meninggalkan teman-temanmu itu. Karena
merekalah yang menjadikanmu seperti saat ini. Merekalah yang membuat kamu
sukses seperti saat ini. Bukan AKU!! Ya bukan aku. Aku bukan apa-apa buatmu. Aku
tidak banyak membantu sehingga kamu menjadi seperti sekarang ini. Ya memang
bukan aku yang membantu kesuksesanmu sampai bisa seperti sekarang ini. Akulah
yang selalu menyusahkanmu. Aku hanya berharap kamu tidak menyesal memilih aku
yang tidak bisa membaur dengan teman-temanmu itu. Lebih baik memilih untuk
menghindar daripada harus mendekat tapi harus mengorbankan hati dan perasaan
ini.
Sungguh aku sangat
menyayangkan keputusanmu itu aa, semoga aku masih menjadi wanita pilihanmu
nanti. Yang aku sayangkan kamu lebih memilih temanmu itu daripada harus memilih
wanita yang mungkin akan mendampingi hidupmu kelak. Wanita itulah yang akan
lebih lama mendampingi hidupmu nanti daripada mereka. Aku tau kamu merasa tidak
enak dengan mereka, tapi taukah kamu justru aku yang gak enak hati. Harus makan
hati sedari tadi.
Mungkin ini keegoisanku,
sifat berlebihanku atas respon dari orang yang telah menyakitiku. Tapi pernahkah
kamu menengahi ini semua. Pernahkah kamu memberikan teguran pada temanmu itu. Apakah
ini hanya murni kesalahanku, sehingga kamu hanya memihak pada sisi yang lain
dimana akulah yang selalu salah pada posisi ini. Jahat sekali jika seperti itu.
Bukannya aku tidak ingin bersosialisasi dengan temanmu. Bukan aku yang tidak
bisa menempatkan diri dengan mereka tapi merekalah yang tidak bisa menempatkan
diri denganku. Harapanku hanya satu kamu bisa mengerti aku pada posisi ini. Dan
sikap temanmu itu tidak terulang kembali.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar